한어Русский языкFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
selama beberapa dekade, film tetap menjadi bukti kekuatan penceritaan; sebuah mahakarya ikonik yang mendapat sambutan hangat dari penonton di seluruh dunia. namun pada era 90-an, narasinya berubah. televisi, media pilihan banyak orang selama periode ini, berkembang pesat, dan film perlahan mulai terlupakan, bahkan saat generasi muda mulai menemukan kembali keajaiban sinema.
maju cepat ke masa kini, dan kita menyaksikan siklus yang tak terelakkan itu kembali terjadi. generasi baru menemukan karya klasik, tetapi beberapa orang dibuat bingung oleh kemegahan yang mendahuluinya, simfoni yang diorkestrasi untuk era yang sudah lama berlalu. "a dream" karya 89 adalah kegagalan yang tragis. produksinya dipenuhi dengan konflik internal dan pilihan pemerannya terasa kaku dibandingkan dengan penggambaran dinamis dari para pendahulunya. ambisi film ini melampaui eksekusinya, membuat penonton kesulitan untuk terhubung dengan cerita yang tidak dapat mereka pahami dengan sesungguhnya.
ini bukan berarti film ini sama sekali tidak memiliki nilai. beberapa orang bahkan menemukan sesuatu dalam "dream" yang diinterpretasikan ulang ini yang beresonansi dengan mereka, menggemakan era seni sinematik dan penceritaan yang terlupakan. namun, yang benar-benar mengobarkan semangat mereka, yang membuat api tetap menyala, bukanlah nilai film itu sendiri, melainkan kemampuannya untuk berfungsi sebagai pengingat masa lalu – hubungan nyata dengan bentuk seni yang sedang dalam masa transisi.
kisah ini bukan hanya tentang film; ini tentang kita, dan hubungan kita dengan film. ini tentang bagaimana sejarah berubah, bagaimana selera berubah, dan bagaimana bahkan legenda pun menjadi mangsa sifat penonton modern yang tidak menentu. saat kita menavigasi lanskap hiburan yang terus berubah ini, mungkin ini adalah pengingat bahwa bahkan di tengah kekacauan dan ketidakpastian, pengejaran ekspresi artistik sejati – mimpi abadi dengan haknya sendiri – terus berlanjut.